Sebuah studi oleh Columbia Business School (Jan 2024) menyimpulkan bahwa dalam sebuah komunikasi (pembicaraan langsung maupun tulisan), penggunaan kata ”anda” atau “kamu” akan membuat lawan bicara merasa menjadi target dan akan kurang menyimak isi pembicaraan. Sebaliknya, penggunaan kata “kita” dirasakan lebih inklusif dan membuat lawan bicara lebih tertarik dengan isi pembicaraan. Penggunaan kata “kita” lebih memberikan signal penerimaan yang meningkatkan upaya persuasi.
Dalam studi tersebut disebutkan bahwa secara tidak sadar, responden yang menjadi objek studi akan menyensor isi pembicaraan bila kata “anda/kamu” digunakan.
Dalam eksperimen yang dilakukan, responden diminta untuk membaca sebuah artikel tentang pernyataan upaya menurunkan batas umur seseorang yang bisa mengkonsumsi minuman beralkohol (kita tahu hanya yang telah berusia 21 tahun keatas, kebetulan sama di US dan di Indonesia).Artikel 1: “Anda” sebaiknya tidak ragu-ragu dalam menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman beralkohol bagi anak-anak dapat membahayakan orang lain. Artikel 2: “Kita” sebaiknya tidak ragu-ragu dalam menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman beralkohol bagi anak-anak dapat membahayakan orang lain.
Menurut hasil studi, sebagian besar responden berpendapat bahwa penggunaan kata “Anda” kurang bisa diterima dibanding dengan penggunaan kata “Kita”.
Eksperimen lain dilakukan ke beberapa responden yang dikumpulkan dalam ruangan. Mereka diminta untuk membayangkan bahwa mereka terlibat dalam sebuah proyek yang kemudian pemimpinnya gagal dalam menjalankan proyek tersebut. Untuk itu kolega pemimpin tersebut akan memberikan kritik dengan menggunakan kata “anda” dan “kita.” Responden kemudian diminta memberikan pendapatnya apakah perlu kolega pimpinan tersebut menyampaikan kritiknya.
Hasilnya, responden lebih setuju bila kritik yang diucapkan menggunakan kata “kita” dibanding “anda” (16% lebih tinggi). Bagi sebagian dari kita yang sudah sering berbicara dengan orang lain dan berusaha mendapat simpati lawan bicara kita, riset ini hanya mengkonfirmasi apa yang sering kita lakukan. Bagi sebagian dari kita lagi, mungkin tidak punya pengalaman seperti ini sehingga kita perlu tahu pentingnya penggunaan kata ini dan mempraktikkannya.
(Coba ganti kata “kita” di atas dengan “anda/kamu”, rasakan bedanya ketika Anda membayangkan saya yang mengatakannya, terutama di kalimat kedua. Ada bedanya kah?)
Tentunya, menurut saya, tidak setiap konteks pembicaraan berlaku hal di atas. Dalam mendidik, kadang pemimpin perlu menggunakan kata “anda/kamu” untuk memecut motivasi, ego, kesadaran yang dididik. Atau setelah cara-cara di atas tidak berhasil merubah yang dididik.
Pemimpin yang hebat dengan tepat akan tahu kapan menggunakan kata “anda/kamu” dan kapan menggunakan kata “kita”. Dan satu-satunya cara belajar yang efektif adalah praktek menggunakannya dalam situasi yang berbeda-beda. Dalam berlatih, kita mungkin akan mengalami kegagalan (baca: tantangan) tapi jangan menyerah, terus praktikkan. Kita ingat peribahasa “practices make perfect” atau latihan-latihan yang terus dilakukan akan membuat kita semakin baik (sempurna).
Sumber foto: adweek.com