Kata kolaborasi maknanya sering terdegradasi atau lebih dangkal dibanding makna sebenarnya. Setiap bentuk kerjasama disamakan dengan kolaborasi, padahal tidak selalu. Mari kita simak definisi dari kata-kata di bawah ini:
Koordinasi (Coordination): upaya seseorang/tim untuk mengatur atau melakukan sinkronisasi dari berbagai upaya/tindakan yang berbeda. Mereka saling bertukar informasi dan sumber daya demi tercapainya tujuan masing-masing pihak. Contoh: seseorang melakukan koordinasi untuk melakukan upgrade (peningkatan) sistem IT (Informasi Teknologi) sekaligus penggantian meja di kantor. Dalam hal ini seseorang melakukan koordinasi dengan bagian IT serta bagian umum agar setiap bagian bisa melakukan pekerjaannya masing-masing dengan efisien. Misal, seseorang akan mengatur jam sekian teknisi komputer masuk dan jam sekian teknisi meja kursi baru bisa masuk agar terjadi efisiensi waktu. Dalam koordinasi hanya diperlukan keterampilan komunikasi dan perencanaan dasar.
Kerjasama (Cooperation): upaya koordinasi beberapa orang atau beberapa tim untuk melakukan tugas atau proses yang telah disepakati bersama. Masing-masing pihak yang terpisah ini bersama-sama melakukan tujuan bersama. Seseorang bekerja sama untuk melakukan porsi masing-masing untuk tugas atau proses yang disepakati bersama. Contoh: bagian IT bekerja sama dengan bagian Finance dan pengiriman dalam pembelian barang. Dalam kerjasama atau cooperation ini diperlukan proses yang jelas untuk eksekusi dan pertanggungjawaban.
Kolaborasi (Collaboration): kerja sama yang saling menguntungkan antara dua group atau lebih dengan berkreasi bersama untuk mencapai tujuan atau visi yang sama (saya sulit menerjemahkan kata “engagement” dalam konteks ini dan menggantikan dengan “kerja sama”). Mereka masing-masing independen dengan sumbangan unik masing-masing yang penting menjadi sebuah kesatuan. Dalam mencipta hal yang baru, masing-masing pihak bekerja sama (co-labor) di mana kontribusi masing-masing merubah hasil (bersinergi). Contoh: beberapa orang atau divisi bekerja sama untuk merubah budaya perusahaan menjadi lebih baik. Dalam kolaborasi diperlukan keterampilan tingkat tinggi; membangun kepercayaan, kreativitas. inovasi, dan kesadaran (mindful) dalam penyelesaian konflik.
Mengacu pada definisi di atas, kolaborasi tidak akan tercapai bila ego-sentris masing-masing pihak masih ada. Diperlukan kesadaran tinggi untuk bisa melampaui konflik-konflik yang mungkin muncul dalam prosesnya. Kolaborasi yang berhasil akan menghasilkan sinergi, hasil yang lebih besar dari masing-masing.
Kalau kita melakukan refleksi pagelaran seni yang diselenggarakan Pusaka Indonesia dan Nusantara Center beberapa waktu yang lalu, tidaklah mungkin terselenggara tanpa kolaborasi. Masing-masing daerah penyumbang acara harus berendah hati bila ternyata tariannya (misalnya) tidak jadi ditampilkan. Latihan bersama yang dilakukan H-1 tidak akan terlaksana dengan baik tanpa kepercayaan atau trust yang telah terbangun sebelumnya, baik kepada koordinator acara maupun sesama peserta pagelaran. Donasi yang dikumpulkan melebihi budget awal panitia juga bentuk kolaborasi tidak hanya pemain, panitia tapi juga penonton yang dengan tulus ingin menghasilkan pagelaran yang spektakuler. Sebuah kolaborasi yang indah.
Dalam buku Sigma Leadership hal. 104-105 dijelaskan tentang kolaborasi: “Kolaborasi itu hanya bisa dijalankan oleh mereka yang memang siap untuk ada di dalam kolaborasi itu, dengan memberi orang lain kesempatan untuk berkontribusi. Di dalam tim itu, kita bisa ada dalam posisi sebagai anggota tim yang dipimpin oleh orang lain, bisa juga kita yang kemudian memimpin. Kalau Anda menjadi orang yang dipimpin, bekerja di dalam sebuah tim, tentu saja yang terpenting buat Anda adalah Anda bisa menampilkan kinerja terbaik, sembari Anda bersinergi dengan orang-orang lainnya yang ada di dalam tim tersebut. Jika Anda yang menjadi pemimpin, maka tentu saja Anda punya tanggung jawab lebih besar bagaimana membuat tim ini betul-betul ada di dalam kinerja yang terbaik.”
“Kalau kita bicara tentang tim, ada rumus sinergi. Kita sebagai satu pribadi itu bisa memberikan atau menghasilkan satu output karya. Output pekerjaan dengan skala kinerja tertentu. Nah, orang lain juga sama. Sinergi itu bicara tentang bagaimana jika orang-orang yang berbeda ini disatukan. Itu akan menghasilkan sesuatu yang berlipat ganda. Rumus sinergi itu 1 + 1 + 1 tidak mesti 3, tapi 1 + 1 + 1 bisa jadi 9.”
“Memang, kerjasama itu tidak semata-mata menggabungkan kekuatan individu, tetapi ini tentang bagaimana lewat kebersamaan itu kita bisa menjadi semakin kuat dengan kekuatan yang berlipat ganda.”
“Pekerjaan-pekerjaan yang besar jelas tidak mungkin kita selesaikan sendiri. Misi yang besar itu hanya bisa ditunaikan lewat kolaborasi, kerjasama tim, sebuah pola kerja yang sinergis antara satu dengan orang yang lainnya. Tentu saja ini tidak akan terjadi kalau kita tidak bisa membangun tim yang kuat.”
Maka benar sekali bahwa kolaborasi hanya bisa dilakukan bila masing-masing pihak sudah bisa meluruhkan ego-sentrisnya masing-masing. Tanpanya, sinergi yang diharapkan tidak akan terjadi secara optimal.
Eko Nugroho
Leadership Coach dan Vice Chairman The Avalon Consulting
9 Juni 2024