Skip to main content

Carol S. Dweck, pertama kali menjelaskan secara detail tentang pola pikir tetap (fixed mindset) versus pola pikir bertumbuh (growth mindset) pada tahun 2012 dalam bukunya: Mindset, The New Psychology of Success. Dalam hasil penelitiannya, seseorang yang sering dipuji sebagai orang yang smart (pintar) akan cenderung nyaman dengan sebutan itu dan akhirnya akan berperilaku tidak mau mencoba hal-hal baru karena takut disebut tidak pintar lagi, dan kemudian cenderung tidak nyaman kalau lingkungannya tidak menganggap dirinya pintar.  Orang seperti ini akan memilih teman-teman atau lingkungannya yang menganggap dirinya pintar. Karena orang seperti ini akan selalu mencari-cari hal-hal yang membuatnya disebut pintar, kadang-kadang dilakukan dengan cara yang tidak benar. Yang penting hasilnya, bukan prosesnya.

Seorang anak yang sering dipuji orang tuanya karena pintar, memiliki kecenderungan seperti diceritakan di atas. Berteman dengan teman yang memujanya dan cenderung sudah puas dan tidak mau mencoba hal baru yang bisa merusak reputasi sebagai anak yang pintar. Tidak heran anak seperti menganggap yang paling penting adalah mencapai nilai terbaik, walaupun harus dengan cara mencontek. Ini adalah contoh manusia dengan pola pikir tetap.

Sementara ada orang yang walaupun tidak pintar (atau pintar), tapi punya kecenderungan untuk terus belajar dan memperbaiki dirinya. Mereka ini tidak takut bahwa teman dekatnya menganggap tidak pintar, karena dia bisa belajar dari temannya itu. Orang ini akan juga tidak terbelenggu dengan pandangan orang bahwa dia harus “jaim” (jaga image), makanya lebih berani keluar dari zona nyaman, tidak takut pada kritik yang konstruktif dan melakukan hal-hal baru yang menantang. Orang dengan tipe ini, menurut Dweck, akan lebih berhasil dalam hidupnya. Ini yang disebut seseorang dengan pola pikir bertumbuh.

Menurut Dweck, intelegensia, ketrampilan, pengetahuan akan akan lebih pesat berkembang bila seseorang memiliki pola pikir bertumbuh. Menurutnya, Michael Jordan (pemain bola basket legendaris) awalnya juga nggak pinter-pinter banget main basketnya, tapi dengan pola pikir bertumbuh, Michael bisa menjadi salah satu ikon bola basket (dan sepatu juga) kelas dunia.

Dalam organisasi juga berlaku prinsip yang sama. Sebuah organisasi yang memprioritaskan penjualan jangka pendek akan memberi bonus besar kepada petugas “sales” yang berhasil (pintar). Para sales yang “pintar” ini akan merasa nyaman terus disebut pintar dan akan mencari upaya terus dianggap pintar walaupun harus sikut kanan kiri, menjegal teman dan berusaha dengan menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuannya. Dan ini sangat merugikan organisasi dalam jangka panjang.

Sebaliknya organisasi yang mengembangkan budaya pola pikir berkembang, akan lebih fokus pada kolaborasi, saling mensupport, menerima tantangan sebagai keberhasilan yang tertunda secara bersama-sama. Karenanya tidak ada ruang lagi untuk berbohong, menjegal teman, atau menghalalkan segala cara. Organisasi dengan budaya pola pikir berkembang akan cenderung sukses dalam jangka panjang.

Menurut Dweck, bakat dan kepintaran bukan dari lahir, Anda hanya perlu berupaya untuk mendapatkannya. Dengan strategi yang tepat dan upaya yang cukup, Anda akan bisa ahli dalam segala bidang yang anda ditekuni.

 

Sumber foto: https://blog.iawomen.com