Skip to main content

Pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang optimis dengan masa depan. Pemimpin ini telah melihat visi organisasi di masa depan dan mengajak bersama-sama anggota organisasi untuk menuju visi yang telah dilihatnya. Kemampuan melihat visi dengan jelas ini membuat pemimpin yang hebat akan selalu terus optimis akan masa depan. 

Sikap optimisme ini bukan berarti menegasikan tantangan yang dihadapi (tidak mengakui, menganggap remeh). Atau malah hanyut dalam tantangan tersebut (sibuk dengan menyelesaikan tantangan saat ini dan melupakan visi besarnya). 

Pemimpin yang hebat akan mengakui bila ada tantangan yang harus dihadapi. Pemimpin yang optimis akan berkata, “Kita saat ini berada di situasi yang sulit, saya tidak tahu kapan ada titik terang akan muncul, tapi saya tahu titik terang itu akan muncul. Bila kita bekerja sama dan saling membantu satu dengan lainnya dalam situasi sulit ini, kita akan keluar dari kesulitan ini bersama-sama.”

Sedangkan positivisme buta adalah sikap seseorang yang tidak mengakui bahwa dirinya sedang mempunyai tantangan. Padahal tantangan itu ada dan nyata. Positivisme buta menegasikan (menyembunyikan, mengabaikan) tantangan yang ada. Alih-alih bersama-sama mengatasi tantangan yang ada, malah yang terjadi adalah berpuas diri dan mengharap tantangan tersebut akan pergi dengan sendiri. Dan ini sangat berbahaya. Bisa sih terjadi masalah tiba-tiba hilang sendiri, tapi seringnya tidak demikian adanya kan? 😁

Jadi kalau Guru Setyo Hajar Dewantoro sering menyampaikan visi Indonesia Surgawi atau Bumi Surgawi, itu bukan halusinasi atau positivisme buta. Beliau adalah pemimpin yang telah melihat visi tersebut dan mengajak kita bersama-sama menuju visi tersebut. Pemimpin yang penuh optimisme. 

Optimisme didefinisikan oleh Simon Sinek sebagai Undying believe that the future is bright (kepercayaan yang tidak pernah redup bahwa masa depan adalah cerah). 🙏