Skip to main content

Politik kantor ini seperti “elephant in the room” maksudnya masalah utama atau kesulitan besar tapi tidak mau dibicarakan. Dalam meeting korporasi dan juga pemerintahan, lebih fokus pembicaraan ke strategi, rencana, pelaksanaan rencana, pengawasan dan sebagainya. Tapi jarang pertemuan formal berbicara tentang gesekan-gesekan yang terjadi antar individu atau kelompok dalam organisasi.

Lebih seringnya politik kantor jadi gosip dan berita yang hangat dan dibicarakan sambil bisik-bisik. Definisi populer politik kantor adalah segala tindakan, permainan kekuasaan, persepsi, dan interaksi antar pegawai. Tindakan tersebut yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, promosi, dan berbagai aspek lain dari lingkungan kerja untuk keuntungan salah satu pihak.

Definisi lainnya: aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan status dan memasukkan agenda pribadi dalam keputusan organisasi – kadang dengan mengorbankan orang lain. Politik kantor itu contoh yang populer misalnya mendekati atasan, menjatuhkan pesaing di kantor, mencuri rahasia dan sebagainya.

Menurut riset yang dibuat Corporate Executive Board (CEB) 60% karyawan mempercayai pengaruh politik kantor dalam pengembangan karir mereka, dengan mahir memainkan politik kantor seseorang memiliki kesempatan 70% mendapatkan kenaikan gaji.

Sementara itu, laporan yang dibuat oleh Harvard business Review (HBR) menekankan bahwa korporasi yang mempunyai politik kantor yang tinggi akan mengakibatkan tingginya stress, kepuasan jabatan rendah, dan tingginya tingkat karyawan yang keluar (turn over tinggi). Sebaliknya, bila politik kantor bisa dikelola dengan baik maka akan meningkatkan transparansi dan keadilan, meningkatkan keterikatan karyawan pada perusahaan (employe engagement) dan menekan angka karyawan yang keluar.