Skip to main content

The Avalon Consulting percaya bahwa pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang sudah bisa memimpin dirinya sendiri (self leader). Sehingga definisi pemimpin di Avalon dimulai dengan inisiator/pelaku perubahan yang kemudian baru berbicara tentang transformasi. Pemimpin yang telah selesai dengan dirinya sendiri atau self leader, secara natural akan mampu menjadi inisiator/pelaku proses transformasi di organisasi yang dipimpinnya.

Hanya pemimpin yang telah berhasil memimpin dirinya, yang bisa menjadi teladan yang baik bagi yang dipimpinnya. Teladan yang muncul tidak hanya dalam pikiran sadarnya, tapi juga pikiran bawah sadarnya. Seseorang bisa saja dalam keadaan sadar memberi contoh yang baik, misal membuang puntung rokok di tempat sampah tapi secara tidak sadar membuang puntung rokok tidak di tempatnya. Pemimpin seperti ini, belum bisa menjadi teladan yang baik untuk pengikutnya. 

Menjadi pemimpin diri sendiri berarti mengambil alih kendali atas hidupnya. Salah satu bentuknya adalah berhenti menyalahkan orang lain, orang tua, keluarga, partai politik, negara, atau hal-hal lain di luar diri sebagai penyebab kondisi saat ini. Atau dengan kata lain, berhenti merasa kita adalah korban dari kehidupan. Apa yang terjadi saat ini adalah menjadi tanggung jawab diri kita sendiri. Kita lah yang menentukan arah hidup kita dan kehidupan apa yang kita inginkan. Bahwa ada hal-hal di luar diri yang “menghambat” itu adalah tantangan yang harus dilampaui. Tantangan, tidak bisa menjadi alasan kita untuk tidak berbuat apa-apa. Menyerah pada tantangan sama dengan membiarkan sesuatu di luar kita menentukan nasib diri sendiri.

Manifestasi dari pengendalian diri adalah seseorang yang telah dapat melampaui luka batin/jiwa, watak angkara, ilusi, jejak dosa dan jeratan kuasa kegelapan. 

Dari Buku Sigma Leadership yang ditulis Chairman Avalon Consulting, Setyo Hajar Dewantoro, ada beberapa poin penting mengenai Self Leadership yang bisa kita renungkan:

  • Jadi tidak peduli jabatan Anda, sebetulnya anda adalah pemimpin. Anda harus bisa menjadi pemimpin bagi diri Anda sendiri. Dan seorang pemimpin yang hebat, yang bisa memimpin dirinya sendiri itu nanti indikatornya apa? Rendah hati, tidak punya kesombongan. Tidak punya obsesi, tetapi berkomitmen untuk bekerja yang terbaik. Tidak memaksakan apa yang merupakan keinginan diri, hanya melakukan yang terbaik kemudian berserah diri menerima apa pun yang terjadi sebagai manifestasi dari keadilan dan kasih Tuhan, dan seterusnya (hal. 27).
  • Pemimpin yang agung, pemimpin yang hebat adalah siapa pun yang telah sanggup memimpin dirinya sendiri sebelum dia nanti memimpin orang lain. Bisa memimpin dirinya sendiri berarti dia bisa melampaui egonya. Melampaui egonya artinya adalah egonya itu diselaraskan, ditundukkan kepada tuntunan agung dari dalam diri. Seorang pemimpin yang agung pada dasarnya adalah mereka yang paling setia kepada diri sejatinya. Seseorang tidak akan mungkin menjadi pemimpin yang agung kalau dia tidak terhubung pada diri sejatinya dan tidak punya kasih yang murni. Makanya di dalam membangun kemampuan kepemimpinan ini tetap saja pondasinya adalah latihan keheningan yang konsisten. Tanpa itu kita hanya akan punya kemampuan teoritis tentang kepemimpinan tapi tidak akan mungkin bisa menjadi pemimpin yang betul-betul bisa diandalkan (hal. 50).

Pemimpin yang mempunyai kasih murni bertanggung jawab untuk menjadi semakin berdaya dan penuh karya. Tidak kemudian mengasingkan diri dan asyik dengan kebahagiaannya sendiri. Kita memerlukan semakin banyak pemimpin agung yang berhati murni untuk mewujudkan Indonesia Surgawi.

 

Sumber foto: https://www.linkedin.com