Skip to main content

Banyak di antara kita yang masih asing dengan istilah Servant Leadership atau Kepemiminan yang Melayani. Apalagi istilah ini sangat kontradiktif dengan pengertian umum kita, bahwa pemimpin kan yang biasanya dilayani oleh bawahannya bukan melayani. Jadi ingat cerita salah satu capres di pemilu 2024 yang tidak bisa bikin minum sendiri, jadi harus selalu ada yang melayani membuatkan minumnya. Itulah biasanya pengertian kita tentang pemimpin, yang dilayani bukan yang melayani.

Servant Leadership awalnya dicetuskan oleh Robert Greenleaf, salah satu eksekutif di AT&T perusahaan di Amerika Serikat (AS), di tahun 1970. AT&T saat itu adalah perusahaan telekomunikasi terbesar di AS. Kalau di Indonesia sepertinya mirip dengan TELKOM disaat jayanya. Selain itu, Greenleaf sering menjadi dosen tamu di MIT, Harvard, juga pengajar tetap di Darmouth College dan University of Virginia.

Servant Leadership (ServL) menjadi antitesa dari leadership yang biasanya dikenal, kita sebut saja “boss berdasarkan kekuasaan”, dan menjadi menarik perhatian para ilmuwan dan praktisi kepemimpinan. Dalam perkembangannya, ServL adalah sebuah konsep leadership yang terbuka bagi setiap orang atau organisasi, dan bisa mengintreprestasikannya sendiri-sendiri. Jadi mirip “software open sources” yang setiap orang bisa berkontribusi tentang teori ServL, agar teori ServL menjadi yang lebih baik dibanding milik satu entitas yang hanya entitas ini yang menentukan mana yang benar mana yang salah, mana yang asli dan mana yang palsu. Kalau kita baca tulisan Greenleaf dulu dan konsep ServL sekarang sudah jauh berbeda, semakin lengkap disesuaikan dengan jamannya. Larry Spears melanjutkan pekerjaan Greenleaf dan mendirikan “The Greenleaf Centre for Servant Leadership”.

Ken Blanchard, kemudian semakin mempopulerkan ServL dengan mengumpulkan tulisan-tulisan baik ilmuwan maupun praktisi bisnis, yang berisi pendapat-pendapat mereka tentang ServL termasuk bagaimana mengimplementasinya. Kumpulan tulisan-tulisan tersebut terangkum dalam bukunya, yang menurut saya menarik, yaitu “Servant Leadership In Action” (2018).

Ken sendiri terkenal dengan bukunya “The One Minute Manager” (pertama terbit tahun 1982) yang terjual lebih dari 15 juta kopi dan mendirikan Ken Blanchard Company yang bergerak di bidang training manajemen dan konsultan bisnis internasional. Salah satu karyanya juga yang terkenal adalah Situasional Leaderhip II, tentang bagaimana pemimpin harus fleksibel dalam bersikap ketika menghadapi berbagai tipe manusia. Karena usia, Ken kemudian menyerahkan tapuk CEO perusahaannya ke orang lain, tapi dia menetapkan jabatannya sendiri sebagai “Chief Spiritual Officer”, menarik ya?.

Kembali ke Servant Leadership. Greenleaf, jangan dipanggil daun hijau ya, di tahun 60an ingin membantu sebuah universitas keluar dari masalah yang sedang dilanda demo oleh mahasiswanya. Greenleaf ingin tahu akar masalahnya dan dalam upayanya berusaha menempatkan dirinya sebagai mahasiswa yang sedang protes. Sampai kemudian Greeleaf membaca novel Herman Hesse berjudul “Journey to The East” yang bercerita tentang sosok Leo. Leo adalah salah satu dari pekerja yang membantu sebuah ekspedisi yang sangat berat, mungkin gampangnya kita sebut salah satu kuli. Bedanya Leo ini sangat ceria, dan penuh kasih serta punya semangat tinggi, yang menjadikan tim expedisi ini punya semangat yang luar biasa serta setia, anggota tim mengerti tujuan melakukan pekerjaannya, pokoknya tim ini jadi keren lah.

Sampai kemudian Leo pergi tidak tahu kemana, dan tim ekspedisi ini kemudian kehilangan semangat dan bubar. Beberapa tahun kemudian baru diketahui, menurut cerita Hesse, Leo ini ternyata pemimpin yang terpercaya dari sebuah kelompok spiritual. Hesse juga menyebutkan bahwa Leo ternyata berperan sangat penting dalam keberlangsungan dan komitmen tim, karena Leo melayani tim ekspedisi ini. Dari cerita ini, si daun hijau (maaf Greenleaf), mendapat pengertian untuk melihat leadership dari sudut berbeda, yaitu memimpin dengan melayani. Greenleaf melihat ini adalah transformasi atau perubahan luar biasa dari teori/gaya kempimpinan sebelumnya dan menamainya Servant Leadership.