Seorang pemimpin sejati menjalankan peran mengorkestrasi kolaborasi seluruh anggota tim. Setiap anggota tim dipandu dan didorong, untuk mencapai kinerja terbaik. Lalu mereka diarahkan untuk bersinergi yang akan menghasilkan nilai tambah optimal dari sebuah kerjasama. Dengan cara itu tujuan Agung bisa diraih.
Dalam peran ini, tentu seorang pemimpin sangat tidak layak melihat anggota timnya sebagai kompetitor atau calon kompetitor yang dibuat harus terus lebih bodoh ketimbang Sang Pemimpin. Pemimpin sejati sewajarnya melihat anak buah yang tumbuh berkembang sesuai talentanya adalah anugerah, bukan musibah.
Pemimpin sejati perlu sadar bahwa dalam hidup tak perlu ada kompetisi, yang ada hanya kolaborasi. Setiap orang punya rancangan agung pribadi, punya peran tersendiri dalam rangka merealisasikan rancangan agung bersama. Maka siapa pun yang hendak memimpin harus tahu rancangan agungnya, jatahnya, lalu mengenali realitas itu pada seluruh anggota tim. Maka, setiap pemimpin yang hebat pastilah berangkat dari pencerahan: dia harus selesai dengan dirinya sendiri terlebih dahulu.
Pemimpin yang menjalankan kepemimpinan dengan landasan kasih murni dan kebijaksanaan Ilahi, pasti menciptakan kepuasan internal yang maksimal. Ia pasti kharismatik, ia pasti menarik orang-orang sangat loyal dan militan di sekitarnya. Orang-orang di sekitarnya adalah mereka yang satu vibrasi; tercerahkan atau menuju tercerahkan.