Dalam Sigma Conscious Leadership, salah satu variabel pentingnya adalah pendayagunaan kecerdasan intuitif. Intuisi dalam pengertian silabus The Avalon Consulting merupakan gabungan antara keahlian berdasarkan pengalaman yang terekam dalam memori atau jam terbang yang disebut Tacit Knowledge (know more than we can tell) dan kemampuan mindfulness.
Sebelum lebih dalam membahas apa langkah dan tip penting untuk melatih kecerdasan intuitif, mari kita selaraskan dulu persepsi dan pengertian dari kata ‘intuisi’ agar pesan dalam artikel ini dapat dipahami dalam bahasa yang sepadan, sesuai silabus The Avalon Consulting.
Secara umum pengertian intuisi sering bercampur aduk dengan beragam istilah sebagai berikut:
- Vibe = suasana, atmosfer, energi yang ditangkap oleh panca indera.
- Insight/Wawasan = pengertian/pemahaman yang mendalam akan sesuatu atau seseorang.
- Firasat/naluri/hunch/insting = respon alamiah atau dorongan survival yang dihasilkan oleh kerja fungsi otak reptil yang terletak di batang otak.
- Suara hati/Inner voice/hati nurani = respon atau dorongan bersikap yang muncul dari konsep, nilai/value yang tertanam di subsoncsious dan unconscious. Bisa juga merupakan refleksi ego yang kuat.
- Gut feeling = respon emosi dasar/emosi visceral yang muncul spontan sesuai dengan preferensi yang dimiliki.
Dalam banyak teori kepemimpinan dan human development berbasis kecerdasan intuitif, masih cukup banyak yang berpedoman pada pengertian intuisi sebagai informasi/tanda/sinyal yang berasal dari mata ketiga/Extra Sensory Perception (ESP), atau disebut juga aktivitas paranormal, indera ke enam, 6th sense, atau dalam bahasa spiritualisme disebut kemampuan supranatural yang mendayaguna kelenjar pineal gland dalam otak.
Dalam kepemimpinan berbasis kesadaran Sigma The Avalon Consulting, kecerdasan intuitif berpedoman pada pengertian intuisi yang berbeda yaitu informasi yang muncul sebagai buah dari gabungan antara pengalaman keahlian yang terasah dan terekam dalam memori (dikenal sebagai TACIT/TRIBAL Knowledge) dan mindfulness.
Kecerdasan intuitif meliputi baik otak kiri dan kanan, serta pikiran sadar, bawah sadar dan tidak sadar. Walaupun kita akan selalu menggunakan pikiran sadar dalam merasionalisasi, namun bersamaan dengan itu terdapat proses paralel yang berjalan di bawah sadar dan tidak sadar. Maka dari itu diperlukan sebuah wawasan dan perspektif yang luas dan netral penuh kebijaksanaan, untuk mendapatkan informasi yang akurat sebagai dasar sebuah keputusan penting dibuat.
Maka pedoman pengertian intuisi dalam silabus Kepemimpinan berbasis kesadaran Sigma The Avalon Consulting adalah:
- Intuisi adalah kemampuan untuk mengerti sesuatu secara spontan tanpa dengan sengaja memikirkan alasannya, tanpa sengaja memikirkan rasionalitas dan menganalisa.
- Intuisi adalah adalah salah satu manifestasi dari perangkat kecerdasan manusia.
- Intuisi adalah kecerdasan yang mencipta sebuah keputusan hasil kesatuan kerja seluruh fungsi otak.
- Intuisi yang dipakai, bukan semata-mata hasil kerja otak reptil saja, bukan hanya naluri instingtif saja, tapi merupakan satu rangkaian kinerja dari seluruh fungsi otak yang saling terkoneksi dan melengkapi dalam sebuah harmoni.
Dalam silabus Kepemimpinan berbasis kesadaran Sigma The Avalon Consulting, variabel kecerdasan intuitif adalah:
- Kumpulan pengetahuan dan pengalaman yang terekam dalam memori, bawah sadar (subconscious) dan tidak sadar (unconscious) = jam terbang.
- Ketangguhan dan konsistensi untuk mengasah dan meningkatkan kecerdasan = disiplin, komitmen dan integritas.
- Kemampuan observasi yang netral = sadar penuh = perhatian penuh = zero mind.
- Keahlian dalam mindfulness.
MELATIH KECERDASAN INTUITIF DALAM KEPEMIMPINAN INTUITIF
Setiap manusia bisa memiliki kecerdasan intuitif selama mau melatih dengan metode yang tepat. Dibutuhkan ketekunan dan konsistensi berdisiplin melakukan latihan dalam rangka memenuhi syarat dan prasyarat mencapai kecerdasan intuitif yang optimal.
Otak selalu merekam impuls dan stimulus dalam sebuah pola/pattern. Dan dari sinilah sebuah kebiasaan/habit terbentuk karena kita secara konsisten menciptakan stimulus bagi otak dengan pola yang sama untuk disimpan. Ketika muncul stimuli dengan pola yang berbeda, maka otak akan mereplikasi pola lama tersebut (pengalaman di masa lalu) yang kemudian digabungkan dengan stimuli baru sehingga menghasilkan rekaman hasil akhir yang lebih kuat dan lebih lengkap. Inilah yang disebut sebagai solusi kreatif atau kolaborasi variabel yang didasari oleh kebijaksanaan/wisdom dan pengetahuan kolektif yang sudah kita miliki. Menyeimbangkan antara analisis rasional, pengalaman otentik dan kecermatan dalam detail sebagai pelengkap data, yang disebut Tacit Knowledge.
Menurut para ilmuwan dan psikolog, otak membutuhkan waktu 21 hari untuk menata ulang program dalam otak agar terjadi sebuah habit/kebiasaan baru. Temuan lain menyatakan bahwa perilaku manusia adalah hasil 12% dari apa yang tersimpan dalam pikiran sadar dan 88% berasal dari apa yang tersimpan di bawah sadar.
Maka dari hasil pengembangan dan riset The Avalon Consulting membuktikan bahwa sinkronisasi antara rekaman memori yang akan berimbas penuh terhadap pola pikir serta perilaku yang lebih permanen, membutuhkan sebuah konsistensi dalam keselarasan selama minimal 90 hari. Peran mindfulness dalam melatih kecerdasan intuisi metode Avalon merupakan bagian penting, yang akan membantu penyerapan data ke lapisan bawah sadar.
Maka dengan melatih mindfulness, kita akan memiliki keahlian dalam kesadaran akan nafas natural, kesadaran akan rasa bersyukur, ketulusan hati, kesadaran akan sinyal tubuh, kesadaran untuk mengelola emosi, pikiran liar dan prasangka, kebijaksanaan dalam merespon. Skillful respon terhadap sebuah stimulus atau trigger.
Berikut tip Avalon yang bisa dilakukan untuk melatih kemampuan intuitif agar mampu mendayagunakan bagi pengambilan keputusan dan rencana kerja yang membutuhkan ketajaman intuisi (TACIT Knowledge + mindfulness) termasuk di dalamnya keterampilan berpikir dengan sistematis, strategis, dan analitis serta kemampuan dalam mengidentifikasi detail.
Langkah-langkah latihan sebagai berikut:
- Latihanlah penggunaan akal sehat yang kritis dan strategis, pastikan kejelasan tujuan misi visi agar tetap realistis.
- Tingkatkan koleksi ilmu pengetahuan, buka wawasan, salurkan kreativitas dengan tepat guna, latihlah kemampuan atensi pada detail.
- Perbanyak riset, trial error, perkaya pengalaman otentik, jadilah ahli.
- Keluar zona nyaman untuk melatih ketangguhan dan resiliensi.
- Tingkatkan akuntabilitas yaitu rasa tanggung jawab, rasa tanggung jawab berasal dari kesadaran akan komitmen.
- Totalitas dalam menjalankan proses, bangun kesabaran dan keberanian menghadapi tantangan dan resiko.
- Tingkatkan mindfulness, dengan berlatih menjadi pengamat netral, tunda menilai, tunda menganalisa, tunda menghakimi, tunda membandingkan, tunda keinginan untuk mengerti.
Silakan mencoba tip sederhana yang telah menjadi bagian penting dari pelatihan kepemimpinan berbasis kesadaran Sigma Leadership, dan buktikan manfaatnya bagi pengembangan manajemen dan bisnis Anda.
Keisari Pieta
Chief Mentor The Avalon Consulting
25 November 2024