Di setiap metode pengembangan manusia, selalu disebutkan untuk menemukan tujuan yang terbaik, sebagai salah satu langkah untuk membangun keahlian atau keterampilan seseorang. Begitu pula dalam Sigma Leadership, sebagai ilmu pengembangan karakter kepemimpinan berbasis kesadaran , selalu meminta para praktisi untuk membangun sense of purpose, menemukan Clarity of Purpose, sebagai tujuan yang paling bermakna (meaningful), sebagai bagian dari proses menata keterampilan atau keahlian yang esensial (essential skill). Dengan membangkitkan kesadaran dan pemahaman yang mendalam dari alasan paling mendasar, paling tepat dan paling jernih, maka akan menemukan tujuan dengan kualitas terbaik. Tujuan dengan kualitas terbaik akan menjadi landasan motivasi pada setiap langkah dalam menjalankan kehidupan. Tujuan yang terbaik adalah yang didapatkan melalui kesadaran dengan kualitas tertinggi, paling jernih, dan minim bias dari elemen bawah sadar yang seringkali mendegradasi kesadaran.
Apabila memiliki clarity atau kejelasan akan tujuan terbaik dan penuh makna, inilah yang akan digunakan sebagai arah kompas untuk menavigasi setiap langkah. Memastikan jalannya proses tidak belok dan melenceng nyasar di tengah perjalanan. Tujuan yang terbaik, merupakan tujuan yang penuh makna dan terintegrasi dengan Value/ Nilai luhur, sehingga menjadi pedoman bagi kestabilan motivasi, dan pengingat ketika perhatian mulai berpaling kepada arah yang tidak tepat. Tujuan dengan makna mendalam dan berkualitas terbaik, membuat setiap tindakan yang dilakukan turut menjadi lebih bermakna (meaningful), karena memberikan manfaat melampaui kepentingan diri sendiri. Apalagi jika memiliki tujuan yang luhur, non-egositik dan memberikan dampak positif bagi banyak individu, sudah pasti akan memberikan makna hidup yang mendalam (fulfillment), karena telah mampu berkontribusi melampaui kepentingan diri sendiri.
Selama praktik dan magang ilmu pengembangan karakter kepemimpinan berbasis kesadaran Sigma, saya mengalami dampak dari tindakan yang dilakukan tanpa disertai tujuan terbaik yang paling jernih. Walaupun sudah melampaui keterpaksaan akan kewajiban dan bertransformasi menjadi passion, ternyata pencapaian tujuan yang sifatnya egoistik dan individual, hanya akan memberi kepuasan dan kesenangan yang sifatnya sementara saja. Tanpa meregulasi kejernihan kesadaran dan memiliki sense of purpose yang jernih (clarity of purpose), maka yang terjadi hanyalah berputar-putar dalam siklus adaptasi hedonik, yang tidak pernah berdampak secara luas, utuh, holistik dan tidak pernah langgeng.
Praktik mindfulness yang membuka dan menjernihkan kesadaran, menjadi faktor kunci keberhasilan membangun sense of purpose dan mencapai kejernihan tujuan. Sebuah tujuan yang tadinya sangat dangkal dapat ditransformasi menjadi tujuan yang lebih luhur, dipicu oleh terbukanya ruang kesadaran yang lebih jernih. Tujuan yang tadinya hanya demi kepentingan individu, dapat ditransformasi menjadi tujuan yang lebih bersih dan berdampak positif bagi banyak pihak. Praktik mindfulness yang membuka kesadaran merupakan alat untuk meregulasi kerja fungsi otak, sehingga akan menata kembali pola berpikir, proses berpikir, sikap mental dan karakter agar kualitasnya meningkat.
Dengan kecanggihan fungsi otak, apabila menangkap objek yang memantik survival instinct menyala, maka secara natural akan meningkatkan produksi hormon yang berpengaruh kepada kreativitas dan daya juang. Sebaliknya, impuls atau objek yang tidak memantik tanda bahaya atau tantangan, justru akan membuat motivasi semakin meredup tanpa gairah hidup. Sama seperti ketika melakukan rutinitas dengan tujuan yang cetek, hanya sekedar menggugurkan kewajiban, dilakukan tanpa rasa tanggung jawab (sense of responsibility) dan akuntabilitas yang baik, maka sudah pasti membuat semangat dan motivasi meredup dan melempem karena merasa bosan. Apalagi yang belum mampu menjalankan praktik mindfulness dengan baik sehingga kesulitan untuk menikmati momen kekinian (present moment) di keseharian.
Maka dalam Sigma Leadership, memastikan tujuan yang terbaik merupakan variabel yang sangat penting. Dengan memiliki tujuan yang paling jernih dan penuh makna (meaningful purpose) sebagai arah kompas, disertai praktik mindfulness yang membuka kesadaran, maka seseorang akan menjiwai dan memberikan energi positif yang menghidupi setiap aktivitas. Energi positif yang bersih dari distorsi bawah sadar, akan meningkatkan kualitas setiap variabel penting lainnya yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Dengan mempraktikkan kedua hal krusial bagi pembentukan karakter Sigma , maka seseorang akan mampu mendedikasikan segenap kontribusi tulus yang sekaligus melebur ego. Menjaga fokus pada arah kompas yang tepat sekaligus menjaga kesetimbangan motivasi dan energi positif untuk terus mengalir. Kestabilan kesadaran dan motivasi yang konstruktif, akan menciptakan kekuatan untuk menikmati setiap langkah, termasuk dalam menghadapi dinamika atau irama perubahan yang hadir, sebagai satu kesatuan yang menyatu dengan rangkaian proses untuk mencapai tujuan tersebut.
Keberadaan tujuan yang terbaik dan penuh makna, selalu satu paket dengan tantangan, konsekuensi, tanggung jawab, kebutuhan akan keterampilan, aturan tata tertib, goals dan langkah kerja yang disepakati bersama. Melengkapi berbagai essential skill, agar memiliki kebulatan tekad (determination) untuk melakukan improvisasi dan spontanitas yang konstruktif, serta kemampuan menyikapi perubahan dan tantangan dengan bijaksana. Jangan sampai mengabaikan kemampuan berefleksi dengan kontemplatif dan mendalam, sebagai salah satu dampak praktik mindfulness yang membuka kesadaran. Karena dengan menghayati setiap proses dan langkah perjalanan dengan kesadaran yang tepat, dapat memastikan tidak tenggelam dalam bentuk kepasrahan yang seringkali dimaknai keliru sebagai ‘tanpa daya juang’. Dengan clarity of purpose yang jernih, kreativitas akan tercipta sebagai energi positif yang konstruktif, dan memberikan dampak yang holistik dan langgeng, sepadan dengan kualitas proses.
“Progress needs direction, therefore clarity is about making sure the deepest layer of your consciousness gets done with your own shadows” ~ Sigma Leadership.
Keisari Pieta
Chief Mentor The Avalon Consulting
25 September 2025