Skip to main content

Membuat ide atau gagasan memang menyenangkan, sebagai wahana menumpahkan angan-angan, ekspektasi dan harapan atas idealisme dengan berbagai latar dan motif kebutuhan. Namun banyak ide atau gagasan tidak dilanjutkan menjadi eksekusi, kemauan untuk mengeksekusi dinilai lebih minim ketimbang mengungkap ide. Ide adalah apa yang diucapkan, eksekusi adalah apa yang dilakukan.

Ide/gagasan dianggap lebih menyenangkan karena menjadi pintu gerbang kreativitas dan inovasi yang membangkitkan imajinasi tanpa batas, memberikan harapan indah dan merupakan jawaban atas sebuah masalah, tanpa perlu menyingkap lebih jauh tentang tantangan dan resikonya.

Tanpa ide/gagasan, tidak akan ada eksekusi kegiatan. Tetapi apabila hanya mengumpulkan ide/gagasan saja tanpa eksekusi, maka sebuah ide menjadi tidak bernilai. Maka melanjutkan ide/gagasan ke tahap eksekusilah yang membuat sebuah ide menjadi nyata, hidup serta memberi manfaat. 

Maka penting untuk melatih fokus kepada implementasi ide, mengambil langkah kongkrit agar ide dapat direalisasikan sehingga memiliki nilai dan memberi manfaat. Tanpa eksekusi maka sebuah ide hanya akan menjadi omong kosong.

Untuk belajar dan berlatih  mengeksekusi ide membutuhkan keberanian keluar dari zona nyaman, dan kemauan untuk melatih diri bertanggung jawab atas ide dan gagasan yang telah diciptakan. Ide dieksekusi agar tidak hanya berupa konsep indah yang tidak realistis dan menjadi koleksi omong kosong tanpa memberikan dampak yang positif dan bermanfaat. Membutuhkan jam terbang untuk menjadi terampil dalam mengeksekusi ide dan membutuhkan kepemimpinan dan pengelolaan, agar mampu merealisasikan ide/ gagasan baik yang bersifat personal, atau yang melibatkan orang lain, kelompok maupun organisasi dan bisnis. 

Sigma Leadership sebagai ilmu kepemimpinan berbasis kesadaran, menjabarkan hal mendasar yang perlu dilakukan sebagai pedoman dalam mengeksekusi ide sebagai berikut:

  1. Memahami apa misi dan visi atau tujuan (purpose) yang bernilai paling tinggi.

Menjaga ekspektasi tidak melambung terlalu tinggi untuk memastikan hasil yang optimal dan meminimalkan potensi kegagalan. Apakah memberikan manfaat dan menimbulkan dampak yang positif dan konstruktif. Apakah ide/ gagasan cukup realistis dan sepadan dengan kapasitas yang ada. 

  1. Tentukan langkah aksi yang realistis (actionable step).

Apabila langkah 1 sudah jelas dan jernih, maka lanjutkan dengan merancang roadmap, timeline dan rencana kerja dengan menentukan langkah spesifik yang paling memungkinkan untuk dilakukan sesuai potensi sumber daya saat ini. Prioritaskan langkah eksekusi yang punya potensi dampak terbaik dan bernilai lebih tinggi. Alokasi dan kelola sumber daya, waktu, uang, energi dengan strategis dan efektif sesuai dengan misi visi jangka panjang. 

  1. Kumpulkan data dan informasi pendukung sebanyak-banyaknya. 

Lakukan riset dan survei baik secara literatur maupun lapangan untuk mengidentifikasi kebutuhan teknis bagi rencana kerja. Buatlah catatan perkembangan langkah eksekusi dari setiap perencanaan yang telah ditentukan.

  1. Fokus pada proses dan progress bukan kesempurnaan hasil akhir.

Menjadi perfeksionis justru akan menghambat proses eksekusi dan menurunkan kualitas proses sehingga menyebabkan hasil akhir yang tidak optimal. Eliminasi inefisiensi, sederhanakan alur langkah eksekusi, dan gunakan teknologi yang memadai untuk mendukung meningkatkan efektivitas di setiap langkah eksekusi.

  1. Tingkatkan self-awareness dan mindfulness dengan bermeditasi metode yang tepat.

Perbanyak melakukan refleksi atas misi visi, prioritas dan proses eksekusi, agar mampu mengevaluasi dengan bijaksana dalam menentukan langkah penyesuaian dan perbaikan. Melampaui resistensi baik berasal dari internal dan eksternal yang menjadi penghalang bagi proses eksekusi serta mental block bagi daya kreatif. Membangun ketangguhan (resiliency) kegigihan (perseverance), dan growth mindset.

  1. Membangun akuntabilitas dan rasa tanggung jawab.

Menjaga komitmen terhadap apa yang telah menjadi misi visi dan tujuan dari ide/gagasan agar tidak mudah terdistraksi dan melenceng. Tangguh fleksibel sigap dan totalitas dalam menjalankan proses, bangun kesabaran dan keberanian menghadapi tantangan dan resiko. Jangan terjebak pada ambisi dan kompetisi, menjaga kekuatan tekad (willpower) dengan menjalankan eksekusi dengan upaya terbaik.

  1. Mendayaguna kecerdasan dan kreativitas dengan tepat. 

Asah kemampuan berpikir strategis dan tingkatkan ketelitian serta kemampuan memperhatikan detail. Energi kreatif yang disalurkan dengan tepat akan menunjang alur eksekusi dengan menemukan pola kerja yang tepat agar dapat mendedikasikan waktu untuk implementasi dengan kesungguhan.

  1. Membangun tim eksekusi yang kolaboratif.

Memanfaatkan keberagaman informasi kreatif yang didapatkan dari berbagai sudut pandang. Membangun keterampilan dan kekuatan bersama, agar mampu menciptakan solusi kreatif yang akan membangkitkan perkembangan yang positif bagi tujuan yang telah disepakati bersama. Fokus kepada pencapaian kepentingan bersama, dan tidak mendahulukan kepentingan pribadi.

  1. Lakukan positive reinforcement.

Perbaikan yang terus menerus (continuous improvement) dengan mengulangi serangkaian langkah eksekusi yang sudah pernah dilakukan, belajar dari pengalaman kegagalan maupun keberhasilan, perbaiki strategi untuk meningkatkan kualitas proses maupun hasil. Berikan motivasi atas kemajuan yang telah dicapai dan pahami kontribusi semua pihak dengan memberikan penghargaan yang sepadan bagi kerja keras yang telah disumbangkan. Ciptakan growth mindset dengan belajar dari kesalahan dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan (continuous improvement).

Keberhasilan tidak ditentukan melalui banyaknya ide/ gagasan, tetapi tergantung pada kemampuan untuk mengeksekusi ide/ gagasan yang berdampak positif dan konstruktif.

Keisari Pieta
Chief Mentor The Avalon Consulting
10 Februari 2025