Menurut Carol S. Dweck, seseorang yang memiliki mindset bertumbuh adalah seseorang yang berani keluar dari zona nyaman-nya. Apa sih yang dimaksud dengan keluar dari zona nyaman dalam kepemimpinan? Kenapa ini penting dalam organisasi?
Zona nyaman menurut kamus adalah “situasi yang membuat seseorang nyaman sehingga kemampuan dan upayanya tidak muncul untuk diuji.” Zona nyaman menurut saya adalah situasi yang mengarahkan mengarahkan seseorang berpuas diri (complacent). Seseorang yang bekerja keras bertahun-tahun akhirnya mendapat jabatan yang diinginkan. Jabatan ini memberikannya tambahan otoritas, wewenang, dan peningkatan secara finansial. Dengan apa yang didapat ini membuat dirinya “nyaman” di posisi ini dan kemudian mempunyai sikap berpuas diri.
Karena nyamannya, dia tidak ingin orang lain bisa menggantikannya. Fokusnya beralih dari memajukan organisasi yang dipimpin menjadi “jangan sampai ada orang yang menggantikan saya”. Akibatnya, semua hal yang tidak baik bisa terjadi, misalnya memalsukan data agar terlihat keren, memastikan tidak ada anak buah yang “bisa menggantikan”, dan sebagainya. Fokusnya beralih dari pengembangan organisasi menjadi bagaimana mempertahankan zona nyamannya.
Seseorang yang berani keluar dari zona nyaman, akan memilih jalan yang sangat berbeda. Begitu menempati posisi baru, yang kemudian pertama dilakukan adalah, mencari tahu siapa yang kira-kira bisa menggantikannya kelak, belajar pengetahuan baru dengan timnya yang baru, dan mencoba hal-hal baru bersama demi perbaikan organisasi. Karena tidak takut kehilangan jabatan, orang ini juga tidak perlu memalsukan data penjualan, misalnya. Kegagalan diterima dan menjadi sarana pembelajaran berikutnya.
Dan bila semuanya telah mapan, penggantinya sudah siap, seorang yang berani keluar dari zona nyaman akan berani meminta dipindahkan di tempat lain, bahkan keluar dari pekerjaan dan memulai hal baru. Dia tidak menjadi nyaman di tempat yang sudah mapan. Menurutnya, mencari tantangan baru, belajar hal-hal baru lebih penting dari jabatan, otoritas, atau uang.
Bagi organisasi, orang yang tidak mau keluar dari zona nyaman sangat merugikan. Organisasi tidak bisa berkembang dengan baik, karena pegawainya/anggotanya menjadi tidak produktif, sibuk sikut-sikutan, tidak ada energi baru yang dimunculkan karena pegawainya/anggotanya hanya mempertahankan “status quo” (apa yang ada), karena sudah puas dengan yang ada (complacent). Kebalikannya, bagi organisasi yang memiliki anggota atau pegawai yang berani keluar dari zona nyaman, maka akan membawa organisasi ke tingkat yang lebih tinggi. Kolaborasi terjadi dengan secara natural, inovasi akan muncul dengan sendirinya karena lingkungan kerja yang kondusif. Tentunya, pengembangan karir akan terjadi dengan sendirinya.
Hanya saja, keluar dari zona nyaman itu sangat tidak mudah, yang kita temui sehari-hari adalah pemimpin yang tidak mau keluar dari zona nyaman. Mereka ini gampang sekali berpuas diri (complacent). Karena hanya pemimpin yang telah selesai dengan dirinya sendiri yang bisa menerapkan hal ini (keluar dari zona nyaman) secara paripurna.