Skip to main content

Menjadi pemimpin tidak bisa hanya duduk manis dan melakukan hal-hal rutin pekerjaan (business as usual). Menjadi pemimpin harus berani keluar dari zona nyaman dan melihat apa yang terjadi di luar sana. Oleh karenanya membuka cakrawala baru menjadi penting bagi seorang pemimpin. 

Buku Sigma Leadership hal 189: “Pemimpin dengan visi yang besar seyogyanya memiliki cakrawala berpikir yang tidak sempit. Untuk itu kita perlu membangun kapasitas diri, salah satunya adalah pengetahuan (knowledge):

  • Mengerti tataran ekonomi dan peta politik baik lokal maupun global
  • Mengerti siapa pemainnya dan ke mana mereka bergerak
  • Selalu membuka mata dan telinga lebar-lebar tapi juga kritis

Kita harus berani membuka cakrawala berpikir kita”.

Organisasi atau perusahaan tidak berada di ruangan vakum yang tidak dipengaruhi oleh sekitarnya. Apa yang terjadi di organisasi atau perusahaan pada masa datang akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat organisasi/perusahaan beroperasi. Dan ini bisa berupa lingkungan ekonomi dan politik. Kegagalan seorang dalam melihat masa depan bisa berakibat fatal terhadap kelangsungan perusahaan. Kita bisa mengambil contoh bagaimana kamera digital pertama ditemukan oleh perusahaan KODAK. Saat itu KODAK tidak hanya membuat kamera yang “murah” dan bisa dimiliki semua orang tapi juga produsen roll film yang kemudian diproses menjadi “klise” yang kemudian dicetak. KODAK mengambil untung sangat besar dari penjualan film dan memproses film tersebut menjadi klise atau foto yang dicetak. Menurut pemimpin KODAK waktu itu, untuk apa saya mengembangkan kamera digital kalau akan menggerus pangsa saya yang sangat menguntungkan saat ini. Alih-alih mengembangkan kamera digital, KODAK memilih melanjutkan bisnis lamanya. Kita semua tahu akibatnya, hampir semua kamera sekarang sudah digital dan tidak lagi diperlukan “film negatif” untuk diproses jadi klise. Pemimpin KODAK gagal melihat trend perkembangan teknologi ke depan dan lebih memilih “business as usual” (mengerjakan apa yang sudah sehari-hari dikerjakan). 

Perkembangan bisnis ke depan, juga tidak lepas dari politik dan ekonomi. Malah kadang, politiklah yang mempengaruhi kelangsungan bisnis ke depan. Ketegangan hubungan ekonomi antara AS dan China memaksa sebuah perusahaan pembuat chip terkemuka di Belanda harus berfikir keras. ASML adalah pabrik pembuat mesin yang chip dengan teknologi Extreme Ultraviolet Lithography (EUV) terbesar di dunia (USD$ 330 milyar). Pembeli produknya adalah pabrik-pabrik yang membuat chip (semikonduktor) dari berbagai negara di dunia. Saat ini ASML satu-satunya pabrik yang bisa membuat mesin yang bisa membuat chip dengan transistor sebesar 4 nm (nanometer). Sebagai perbandingan rambut manusia adalah 80-100 ribu nanometer. 

ASML sebagai perusahaan tentunya ingin bisa menjual mesinnya ke China (satu dari dua mesin yang dijual ASML dijual ke China). Tidak hanya untuk memastikan pendapatan untuk menggaji karyawan, tapi juga memastikan adanya dana Riset dan Pengembangan yang cukup untuk terus bisa meningkatkan daya saingnya ke depan. Pimpinan ASML harus berpikir keras, apakah harus memindahkan pabriknya keluar Belanda? Kalaupun harus pindah, ke mana yang tidak dipengaruhi oleh kepentingan AS? Belum lagi adanya sanksi ekonomi akan membuat China semakin memacu industrinya untuk bisa membuat mesin sendiri. Pemerintah China sendiri telah menggelontorkan dana USD$47,5 milyar untuk membantu pengembangan teknologi semikonduktor di China. Artinya, tidak lama lagi perusahaan China bisa menyaingi ASML bila ASML tidak terus mengembangkan teknologinya. 

Kembali ke topik kepemimpinan, seorang pemimpin harus bisa melihat ancaman dan peluang bisnisnya ke depan. Melakukan upaya untuk memitigasi ancaman dan menjemput peluang yang ada. Hal ini tidak berlaku hanya untuk perusahaan besar, warung makan yang menjual makanan di pinggir jalan harus segera bertindak begitu tahu ada perluasan jalan. Apakah harus secara permanen pindah atau sementara saja atau melakukan penjualan lewat on-line saja. Semua hal-hal yang terjadi di sekitar kita harus dicermati dan segera melakukan rencana yang tepat.