Jadilah individu yang memiliki akuntabilitas.
Konon kesuksesan merupakan buah dari disiplin, tetapi dalam kepemimpinan berbasis kesadaran Sigma Leadership disiplin bukan satu-satunya elemen untuk mencapai kesuksesan. Disiplin tidak dapat berdiri sendiri untuk menghasilkan kesuksesan berdampak holistik. Tanpa kerendahan hati (humility), disiplin dan kesuksesan hanya akan menciptakan arogansi. Disiplin yang dilakukan tanpa akuntabilitas dan tanggung jawab, bukan jaminan bagi tercapainya keberhasilan dan pencapaian yang tepat guna. Membangun disiplin dan mencapai kesuksesan tanpa disertai oleh sebuah kesadaran, hanya akan menjadi pencapaian yang tampak indah di permukaan namun di balik kesuksesan justru memberikan dampak yang destruktif di masa depan.
Being accountable atau memiliki akuntabilitas merupakan elemen penting dari terciptanya kesuksesan. Being accountable terhadap semua langkah dan tindakan dalam hidupmu artinya bertanggung jawab penuh (ownership) atas apa yang diputuskan dan dilakukan. Bertanggung jawab penuh dengan keseluruhan proses serta hasil yang diciptakan, baik berupa hasil yang positif maupun negatif. Memiliki akuntabilitas adalah tentang kemampuan menyadari dengan keterbukaan dan kejujuran, apa saja yang telah dipilih selama menjalankan sebuah peran sepaket dengan konsekuensinya. Sekaligus kemampuan untuk melakukan langkah perbaikan, yang diperlukan untuk meningkatkan proses dan memastikan hasil yang tepat guna, serta berdampak positif bagi diri maupun lingkungan.
Terlepas dari karakter bawaan pada individu, akuntabilitas adalah karakter yang bisa dibangun dengan berbagai latihan. Kepemilikan akuntabilitas merupakan gambaran value yang dimiliki oleh individu, dan gambaran tentang bagaimana cara seseorang menerapkan standar dalam menjalankan kehidupan pribadi dan profesional. Menjadi individu yang ber- akuntabilitas adalah sebuah sikap memiliki dan bertanggung jawab atas diri sendiri. Termasuk terhadap komitmen yang dipilih sendiri, pilihan sikap, dan keputusan yang memberi dampak tidak hanya bagi diri tetapi bagi lingkungan sekitar.
Dalam kepemimpinan berbasis kesadaran Sigma Leadership, membangun akuntabilitas merupakan manifestasi dari praktik self-awareness dan mindfulness itu sendiri. Berlatih untuk menjadi peka dan berkesadaran untuk menghayati apa saja peran dan konsekuensi yang harus dijalankan, baik sebagai individu maupun ketika berkehidupan sosial. Menjadi akuntabel, adalah sama dengan mengasah kemampuan untuk mengenal diri, mengenal pola pikir dan perilaku diri yang mendasari sebuah tindakan, pilihan dan keputusan. Dengan meningkatkan self-awareness dan praktik mindfulness, maka akan menciptakan rasa memiliki (sense of ownership) yang utuh terhadap diri sendiri, termasuk seluruh variabel kehidupan sepaket dengan konsekuensi yang harus dijalankan. Melalui peningkatan self-awareness dan mindfulness, maka akan menciptakan kemampuan untuk mengelola diri (self-management dan self-regulation) termasuk mengelola pikiran dan kesadaran (mind-management). Keterampilan dalam menguasai diri (self-mastery) akan membangun karakter individu yang memiliki akuntabilitas serta rasa tanggung jawab penuh, atas peran yang dijalankan.
Dari hasil magang, ditemukan beberapa penyebab minimnya akuntabilitas, seperti:
- Minimnya self-awareness.
Tidak mampu mengidentifikasi tindakan yang berkontribusi terhadap dampak destruktif, baik bagi dirinya maupun bagi kelompok dan organisasi. Tidak mampu membangun rasa memiliki dan tanggung jawab, terutama apabila proses dan hasil tidak berjalan sesuai rencana - Tidak punya tujuan yang jernih.
Tujuan yang tidak jernih selalu disertai dengan minimnya pemahaman akan peran dan tanggung jawab. Sehingga tidak mampu memenuhi target performa kinerja yang dibutuhkan dan selalu menyalahkan faktor external apabila mengalami kegagalan. - Takut menghadapi konsekuensi dan resiko.
Tindakan yang dilakukan tanpa kesadaran yang jernih, tindakan yang diliputi ketakutan, keterpaksaan dan insekuritas yang berlebihan, menyebabkan individu menjadi alergi terhadap kesalahan, resiko hukuman, kritik, umpan balik dan respon lainnya yang dianggap memberikan rasa tidak nyaman. Sehingga menutup diri dari peluang perbaikan dan pengembangan. - Menjaga harga diri.
Mengakui sebuah kesalahan seringkali dianggap merusak citra dan harga diri. Ketakutan akan kehilangan manfaat akibat citra yang rusak, membuat individu tidak mampu berpikir dengan rasional dan menutup diri dari potensi perbaikan yang positif. Biasanya disertai dengan menumpahkan kesalahan pada orang lain untuk melindungi diri. - Tidak memiliki teladan dan role model yang tepat.
Tidak memiliki figur positif yang bisa diteladani, sehingga tidak mengerti value atau nilai tertinggi yang dijadikan kompas dalam berpikir dan bertindak.
Kepemimpinan berbasis kesadaran Sigma Leadership, berfokus kepada pembentukan karakter kuat yang dibutuhkan dalam menjalankan peran kepemimpinan, dengan landasan kesadaran yang jernih. Karakter kuat yang memberikan dampak positif secara holistik baik bagi individu, kelompok maupun organisasi. Beberapa langkah berikut dapat dilakukan untuk membangun dan meningkatkan akuntabilitas, antara lain:
- Tingkatkan SELF-AWARENESS.
Praktik mindfulness akan membantu akselerasi proses pembentukan karakter, serta menjadi ahli dalam mengelola diri dan kesadaran. Membantu dalam membangun rasa memiliki dan tanggung jawab penuh, atas keputusan serta tindakan yang dilakukan. Kesadaran yang jernih akan membangun rasa tanggung jawab terhadap proses dan hasil, baik kesuksesan maupun kegagalan. Dengan kesadaran yang jernih maka sebuah keberhasilan tidak akan menjadi arogansi, dan sebuah kegagalan tidak akan menjadi alasan untuk menyalahkan apapun di luar diri. - Membangun KETEGASAN (decisiveness).
Berlatihlah untuk berani membuat keputusan, dan berani bertanggung jawab atas dampak dari keputusan tersebut, terutama ketika situasi tidak ideal, tidak disukai dan membingungkan. Hentikan kebiasaan lari dan bersembunyi, menghindar di zona aman nyaman yang malah menciptakan dinding mental block bagi diri. - Temukan NILAI (VALUE) tertinggi..
Sadari apa nilai atau value kehidupan yang tertinggi untuk dijadikan kompas bagi setiap keputusan dan tindakan yang diambil. - Ciptakan RASA MEMILIKI (taking ownership) tujuan personal maupun professional.
Temukan tujuan dan ciptakan langkah yang realistis. Berkomitmen pada tujuan yang paling jernih dan berkomitmen menjalankan dengan upaya terbaik secara mandiri. - MEMBAGI PEKERJAAN besar menjadi tugas kecil.
Pekerjaan besar sebaiknya dibagi menjadi langkah kerja yang lebih sederhana dan realistis sesuai potensi dan kemampuan terbaik. - MONITOR dan kontrol.
Monitor secara berkala setiap langkah dan perkembangan untuk memastikan tetap berada di koridor yang tepat. Dengan pengawasan yang baik, akan lebih mudah mengidentifikasi apa saja yang perlu disesuaikan dan perbaiki. Ciptakan deadline yang realistis, manfaatkan keberadaan rekan kerja sebagai pengingat, atau gunakan alat bantu monitoring dan tracking. - Mintalah UMPAN BALIK
Pertumbuhan selalu terjadi dari langkah perbaikan. Maka sikapi umpan balik dengan tepat. Identifikasi hal-hal yang perlu diperbaiki melalui umpan balik. Belajar dari kesalahan serta memotivasi diri untuk terus menerus melakukan perbaikan (continuous growth). - REFLEKSI DIRI secara rutin.
Ciptakan rutinitas evaluasi diri atas semua tindakan dan keputusan yang telah dibuat. Identifikasi apa yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Lakukan penyesuaian yang dibutuhkan dengan meninjau kembali performa kinerjamu. - INTEGRITAS membuahkan kepercayaan (trustworthiness).
Membangun integritas dan jadilah individu yang bisa dipercaya. Berlatih menjadi individu yang otentik, jujur, transparan dan berani bertanggung jawab atas seluruh tindakan dan interaksi. Jalankan komitmen dengan landasan kesadaran yang jernih, bukan dengan keterpaksaan dan ketakutan. - CARI BANTUAN.
Belajarlah dari mentor yang memberikan teladan. Ikuti pelatihan yang memberikan dampak tepat guna dan jangan sia-siakan rekan kerja yang memiliki akuntabilitas lebih baik.
“A journey of a self growth, begins with a single step of consciousness” ~ Sigma Leadership
Keisari Pieta
Chief Mentor The Avalon Consulting
19 Juni 2025