Dalam kamus pengembangan manusia (human development), kemampuan menggunakan penalaran logis (logical reasoning) merupakan salah satu aksi intelektualitas, yang bisa dilakukan dengan menggunakan landasan teori atau premis yang dipercaya sebagai kebenaran. Melatih kemampuan untuk berpikir secara sistematis dan rasional untuk mendapatkan kesimpulan yang bisa dibuktikan konsistensi dalam logika, berdasarkan informasi yang tersedia.
Melalui kerja praktik atau magang filosofi kepemimpinan berbasis kesadaran Sigma Leadership , saya baru mengerti bahwa karakter manusia dapat terus ditingkatkan dan ditransformasi tanpa batasan umur dan profesi. Kepemilikan karakter dengan kualitas terbaik akan memberikan dampak yang holistik dan awet berjangka panjang terutama bagi keutuhan kesehatan manusia (well being). Melatih penalaran logis (logical reasoning), sangat bermanfaat bagi peningkatan kesehatan fungsi otak, ketajaman berpikir dan kecerdasan. Bermanfaat bagi peningkatan kualitas karakter manusia, dan yang paling penting adalah meningkatkan kualitas kesehatan jasmani dan rohani. Karena dengan meningkatnya kualitas kesehatan akal, atau daya untuk berpikir dengan rasional yang jernih, akan menghasilkan buah pikiran yang jernih, konstruktif dan minim bias selama menjalankan peran kehidupan.
Melatih logical reasoning memang tampak sepele, kita semua pasti merasa sudah memiliki logika yang sehat selama mengerti bahwa 1+1 =2 atau bisa menghitung uang. Parameter kepemilikan logika yang sehat selalu dikorelasikan dengan tingginya jabatan atau banyak ijazah dan sertifikat training. Sehingga tercipta batasan ambigu berupa parameter individual menyebabkan banyak pihak saling debat mempertahankan logika sesuai batasan intelektualitasnya masing-masing. Itulah mengapa melatih penalaran yang logis membutuhkan banyak latihan, agar berdampak pada penataan pola berpikir atau pola bernalar (mindset) yang stabil dalam jangka waktu panjang.
Melalui filosofi Sigma Leadership yang mengedepankan peningkatan self-awareness dan praktik mindfulness , logical reasoning dilatih dengan melakukan banyak aksi dalam berpikir seperti:
- Analisa data dan informasi.
Berlatih memeriksa dan mengolah kumpulan data menggunakan metodologi yang tepat dan setara, untuk mengidentifikasi mana informasi yang dibutuhkan dan mana yang tidak. Hentikan kebiasaan terlalu cepat menyimpulkan, dan sediakan waktu untuk memeriksa kembali sebelum memberikan kesimpulan. - Evaluasi dan menentukan relevansi.
Menguji kredibilitas dari sumber data dengan mengenal pola, tren dan korelasi antar data yang didapatkan. Menelaah dengan lebih utuh dari berbagai sudut pandang, agar tidak mentok pada keterbatasan perspektif individual. - Be objective, Not emotional.
Belajarlah untuk menelaah sebuah data dengan obyektif. Lepaskan pengaruh emosi dengan menjaga kejernihan pola berpikir dan kesadaran. Kelola diri (Self-Regulate) dengan berefleksi dan membuka diri untuk beradaptasi dengan proses berpikir yang lebih sehat. Belajar memahami dan menjelaskan kembali dalam penjelasan yang lebih utuh yang menggabungkan informasi dan pengalaman otentik. - Membangun solusi.
Menciptakan jalan keluar atau solusi bagi sebuah masalah dengan penjelasan yang jernih dan utuh, untuk membuktikan ketepatan informasi maupun hasil pemikiran dan argumentasi. - Dekomposisi.
Biasakan untuk memecah sesuatu yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan sederhana. Agar mampu menyusun sebuah kesimpulan logis dengan basis data yang utuh dan bisa dipertanggungjawabkan. - Evaluasi dan tinjau kembali setiap hasil pemikiran dan logika.
Melakukan proses berpikir dan berlogika secara runut serta sistematis, agar dapat menggambarkan kerangka kesimpulan dengan utuh. Menggabungkan setiap data dan informasi menjadi satu kerangka besar kesimpulan dengan konsistensi logika yang jernih. - Be mindful.
Berlatih untuk memperluas wawasan agar mampu melihat sebuah situasi dari sudut pandang yang lebih luas. Membuka diri untuk menerima data dan umpan balik dari berbagai sudut pandang. Menghayati setiap bentuk data yang relevan dan hargai setiap batasan dan ekspektasi yang timbul dari beragam sudut pandang. Selalu bertanggung jawab atas kesimpulan yang diambil dan memastikan dampak yang positif. - Clarity.
Jernihkan kesadaran dan pola berpikir, agar proses berlatih terbebas dari bias dan distorsi. Pastikan agar dapat menghasilkan produk pikiran yang jernih dan konstruktif.
Ternyata banyak sekali elemen kehidupan yang bisa diasah agar memiliki kualitas terbaiknya. Sebagai bahan baku yang penting bagi peningkatan kualitas karakter individu yang menginspirasi dan memotivasi secara positif untuk mencapai tujuan hidup yang luhur.
“The very essential of a strong leadership are, clarity and healthy mind” ~Sigma Leadership
Keisari Pieta
Chief Mentor The Avalon Consulting
12 Agustus 2025