Secara umum pengertian Mindfulness adalah memberi perhatian penuh pada momen saat ini. Melatih diri agar pikiran tidak sibuk mengingat masa lalu dan tidak membayangkan yang belum terjadi, sehingga mampu menikmati momen kekinian saat ini disini.
Mindfulness adalah tentang ruang kesadaran. Tidak hanya sadar dengan apa yang terjadi pada diri sendiri; pengalaman, emosi, interaksi, pikiran, apa yang dilakukan, tetapi lebih dalam lagi ketika semua yang telah disadari dalam kewaspadaan diri (self-awareness) itu dapat dimengerti dengan perspektif atau cakrawala pandang yang lebih luas. Tidak hanya sadar atau waspada (aware) tentang apa saja yang dilakukan, tetapi disertai pengertian dan pemahaman akan tujuan agung (great purpose) dari sebuah kegiatan, pekerjaan atau bisnis.
Sigma Leadership adalah model kepemimpinan berbasis kesadaran (conscious leadership), membangun karakter pemimpin dengan memaksimalkan mindfulness sampai ke titik paling optimal dari sebuah kesadaran yang disebut kesadaran murni (pure consciousness), yaitu sebuah kesadaran yang sudah bebas dari bias kognisi yang disebabkan oleh intervensi lapisan bawah sadar dan lapisan tidak sadar dari jejak sisi gelap/ shadows.
Mindfulness sebagai ruang kesadaran berhubungan sangat erat dengan keberadaan rekaman sisi gelap/ shadows di seluruh lapisan kesadaran. Bias kognisi dan distorsi pemahaman dipengaruhi oleh beragam jejak atau tumpukan emosi yang berasal dari luka jiwa, ilusi dan angkara yang selama hidup telah terepresi atau terpendam sampai ke lapisan kesadaran terdalam (subconscious dan unconscious mind).
Kebiasaan merepresi atau memendam berbagai bentuk spektrum emosi yang destruktif akan membuat jejak endapan masuk ke lapisan bawah sadar (subconscious mind) maupun lapisan tidak sadar (unconscious mind). Sehingga seringkali secara tidak terkendali mempengaruhi cara bernalar dan berpikir, membentuk model kerangka berpikir (mental model) yang termateriel pada perilaku dan pengambilan keputusan penting dalam berkegiatan, bekerja maupun mengambil pilihan dan keputusan dalam bisnis.
Sigma Leadership melatih kesadaran (mindfulness) melalui metode meditasi yang reflektif dan kontemplatif untuk membangun insight atau pemahaman akan pengetahuan yang mendalam. Insight merupakan hasil dari Kecerdasan Intuisi, produk hasil gabungan koleksi rekaman pengalaman (Tacit Knowledge), dan pengetahuan dari berbagai sudut pandang atau perspektif, yang akan mengarahkan kepada pilihan, keputusan dan penyelesaian masalah yang berbasis kesadaran (conscious choices).
Tujuannya untuk membangkitkan pola berpikir yang lebih selaras dengan membuka diri terhadap wawasan, pengalaman dan berbagai kemungkinan yang tidak terduga dan belum pernah dialami sebelumnya. Melepaskan pola pikir (mental model) yang kurang tepat dan menyebabkan mental block untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan yang tepat.
Sigma Leadership mengedepankan mindfulness sampai titik paling optimal, untuk meningkatkan kualitas kecerdasan, pola nalar dan berpikir (mental model) dalam membangun daya kreatif yang konstruktif. Dengan melatih kesadaran (mindfulness) sampai ke titik optimal, maka manfaat yang bisa dicapai bersifat holistik. Mencakup pembersihan jejak tumpukan emosi yang destruktif di seluruh lapisan kesadaran, peningkatan kepada pola nalar, pola berpikir yang akan berlanjut kepada perbaikan perilaku sehingga tercipta sebuah kebiasaan yang positif bagi pengembangan diri dan membentuk karakter yang selaras dan menyehatkan baik bagi fisik maupun mental.
Dalam melatih mindfulness, perlu diimbangi dengan upaya menjaga kesehatan fisik, seperti cukup tidur, olahraga dan asupan seimbang. Melatih diri untuk membangun rasa syukur dan sukacita yang mendalam sehingga tercipta pola pikir yang positif dan membangun rasa percaya diri serta meningkatkan kesehatan mental. Melalui praktik mindfulness, beban lalu lintas objek dalam pikiran akan terkelola dan mengurangi potensi tumpukan data dalam otak, sehingga meningkatkan kemampuan berpikir yang jernih, mengurangi stress dan mencegah burnout yang akan berdampak kepada degradasi fungsi otak dan stabilitas kesehatan mental dan emosi.
Ruang kesadaran yang ingin dicapai melalui praktik mindfulness dalam Sigma Leadership ini bukan proses instan. Perlu kesabaran, konsistensi, dan komitmen untuk berlatih serta terjun ke dalam praktik nyata dalam menghadapi beragam situasi dengan tantangan dan resikonya. Dengan melatih mindfulness, dan membawa keahlian berkesadaran dalam praktik nyata, akan melatih fleksibilitas dan daya kreatif yang positif, ketika harus beradaptasi terhadap beragam situasi dan dinamika perubahan.
Sigma Leadership melalui mindfulness mengajak semua pihak agar mampu mengenal realitas diri (true nature) sehingga terjadi peningkatan berbagai kecerdasan, termasuk diantaranya kecerdasan emosi dan intelegensi. Dengan mengasah kemampuan mengelola diri dan mengelola emosi yang destruktif (self-regulation) dan menjaga kesehatan emosi melalui meditasi, akan berimbas kepada peningkatan kemampuan berkomunikasi dengan perspektif yang jernih, sehat dan positif. Komunikasi berbasis kesadaran yang sifatnya empatik akan menarik sumber daya dengan standar pola berpikir yang sepadan sehingga menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmoni dan bersinergi karena sudah pasti mengurangi beban konflik interpersonal, intrapersonal, organisasi maupun bisnis yang disebabkan oleh kebingungan akibat miskomunikasi, stress yang berlebihan, anxiety, dan burnout.
Secara personal, Sigma Leadership memang mengarahkan untuk secara konsisten berlatih berefleksi dengan metode yang tepat agar mampu melampaui beragam bentuk mental block, mampu melakukan introspeksi kembali pengalaman baik berupa kegagalan maupun keberhasilan di masa lalu, dan mampu mengevaluasi berbagai potensi tantangan yang mungkin timbul. Dari proses reflektif yang secara konsisten dilakukan maka ketajaman intuisi akan semakin terasah dan lebih mudah mendapatkan insight yang selaras dalam mengidentifikasi solusi serta pengambilan keputusan penting.
Meningkatnya ketajaman intuisi melalui momen mindfulness yang reflektif dan kontemplatif, tentu memberikan dampak kepada meningkatnya kepercayaan diri karena memiliki ruang kesadaran yang merdeka secara emosional. Dengan berkomitmen membangun rutinitas mental model yang positif secara konsisten maka secara natural akan meningkatkan ketangguhan dan sekaligus meningkatkan rasa tanggung jawab serta keahlian manajemen.
Untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari model Kepemimpinan Sigma (Sigma Leadership), tidak bisa lepas dari mindfulness dan proses pembelajaran yang berkelanjutan.
Keisari Pieta
Chief Mentor The Avalon Consulting
18 Januari 2025