Dalam kepemimpinan berbasis kesadaran Sigma Leadership, sat set bukanlah tentang seberapa cepat sebuah pekerjaan dapat diselesaikan yang sarat dengan ketegangan, kemrungsung dan kelelahan. Sat set adalah tentang seni berpikir strategis.
Strategic thinking atau berpikir strategis, secara umum merupakan kemampuan berpikir untuk menavigasi sebuah situasi yang kompleks dan menciptakan solusi yang aplikatif, untuk mencapai tujuan (goals) sifatnya jangka panjang.
Dalam berpikir strategis tentu membutuhkan kemampuan berpikir yang kritis (critical thinking), dimana didalamnya mencakup kemampuan analitis yang baik dalam menghadapi isu kritikal dengan beragam variabel yang mempengaruhi keberhasilan jangka panjang dari sebuah kegiatan atau pekerjaan. Sebuah proses dalam berpikir strategis, berorientasi kepada rencana langkah kerja yang paling efektif bagi tercapainya tujuan (goals) dan misi visi jangka panjang yang mencakup langkah antisipasi dalam menghadapi perubahan situasi, dinamika dan tantangan di masa depan.
Untuk meningkatkan kemampuan dalam berpikir strategis, bisa dimulai dari melatih kemampuan untuk melihat sebuah situasi secara cermat dan utuh, melatih kemampuan untuk membuka wawasan dan memperluas sudut pandang melalui proses pengamatan yang netral namun menyeluruh. Melatih untuk mengenal pola, koneksi dan implikasi di masa depan, sehingga mampu membuahkan analisa yang tepat sebelum memutuskan langkah yang aplikatif bagi sebuah situasi.
Poros dari berpikir strategis adalah kemampuan mengidentifikasi dan memitigasi risiko secara komprehensif serta potensi peluang yang bermanfaat dan menguntungkan bagi pencapaian tujuan jangka panjang. Dengan melatih berpikir strategis, akan membentuk pola berpikir (mental model) dengan agilitas dan ketangguhan yang tinggi dalam menghadapi ketidakpastian dan dinamika perubahan situasi.
Kemampuan berpikir strategis bukan semata-mata menjadi ahli dalam membuat rencana saja, tetapi membutuhkan keahlian dalam menjalankan proses eksekusi dengan persiapan yang matang. Keahlian dalam berpikir strategis membutuhkan modal berupa kegemaran melakukan riset dan latihan untuk mempertajam kemampuan analisis untuk menghasilkan sintesis yang paling efektif sehingga dapat menjadi solusi yang kreatif inovatif.
Perlu keberanian dan kesabaran untuk menguji data hasil riset dan mempelajari pola hasil pengujian agar mendapatkan langkah solutif yang strategis dan aplikatif bagi situasi saat ini dengan berbagai potensi skenario di masa depan. Perlu kecermatan dan keakuratan dalam mengidentifikasi serta mengantisipasi tren, potensi, ancaman, tantangan dan resiko dan membangun rencana strategis yang meliputi berbagai aspek dan situasi berpedoman pada tujuan (goals) jangka panjang yang telah disepakati bersama.
Tidak hanya itu, keahlian berpikir strategis bukan sekedar kemampuan menggabungkan beragam teori teknis dan kerangka kerja analitis saja, tetapi mampu memperhitungkan potensi yang menguntungkan, mengidentifikasi peluang, dan yang paling krusial adalah menciptakan keputusan yang selalu sejalan dengan objektif jangka panjang yang akan tertuang dalam langkah strategis yang aplikatif dan realistis.
Dalam melatih kemampuan berpikir strategis, perlu keberanian dalam berkreasi dan keterbukaan dalam menerima ide baru serta umpan balik yang konstruktif. Perlu kerendahan hati untuk mengevaluasi, menelaah dan melakukan rekonstruksi kebijakan lama dalam rangka perbaikan dan peningkatan kualitas proses serta membangun lingkungan yang kondusif bagi kreativitas, inovasi dan pengembangan.
Berpikir strategis membutuhkan pola pikir yang maju dan kreatif, pola pikir bertumbuh (growth mindset) yang akan membangkitkan motivasi dalam mengeksplorasi beragam potensi di masa depan. Membutuhkan kemauan untuk membangun habit berpikir secara holistik dan terbuka dalam menghayati narasi besar (the bigger picture) atas misi visi jangka panjang dari sebuah kegiatan atau pekerjaan.
Wawasan yang lebih luas dan pola pikir bertumbuh (growth mindset) akan lebih mudah diciptakan melalui sebuah penyadaran dan melalui sebuah kesadaran (mindfulness). Dengan ‘membangun habit‘ sederhana yang sehat dan konstruktif maka akan meningkatkan kejernihan pola berpikir dan mental model, seperti yang ditanamkan dalam kepemimpinan berbasis kesadaran Sigma Leadership.
Menjadi ahli dalam berpikir strategis bukan keahlian yang dapat dimiliki melalui satu-dua kali latihan saja, tetapi merupakan proses jangka panjang yang berjalan terus menerus, dan berkelanjutan. Proses yang reflektif, kontemplatif dan penuh upaya perbaikan yang terus menerus, dalam rangka membangun Tacit Knowledge . Proses berlatih yang membutuhkan evaluasi dan assessment berulang kali secara konsisten dan regular untuk memastikan manfaat tertinggi dengan resiko terendah bagi semua pihak.
Pastikan semua pihak mengerti dan menghayati apa misi dan visi agung yang ingin dicapai agar dapat menjadi pedoman bagi keputusan dan kebijakan dalam perencanaan langkah kerja.
Keisari Pieta
Chief Mentor The Avalon Consulting
18 Maret 2025